Rabu, 23 Oktober 2013

Korelasi antara bahasa indonesia dengan komunikasi / sistem informasi

KORELASI ANTARA BAHASA DAN KOMUNIKASI

-Ruben dan Stewerdn menyebut komunikasi adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan kelompok, organisasi, dan masyarakat yang  merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan linkungan satu sama lain. Sedangkan dalam paradigma Laswell menyebutkan bahwa komunikasi itu harus memiliki komunikator, pesan, media, komunikan, efek.
Pendapat lain, datang dari Canale yang menyebut komunikasi sebagai pertukaran dan perundingan informasi antara paling sedikit dua orang pribadi melalui penggunaan lambang-lambang verbal dan non verbal, mode-mode lisan dan tertulis/visual, serta proses produksi dan komprehensi.
Melihat dari berbagai definisi tentang komunikasi tersebut, perlu sekali melihat definisi bahasa sebagai satu titik pencarian hubungan antara keduanya.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Dari dua definisi bahasa ini, bila kita kaitkan dengan pengertian komunikasi. Maka bisa didapatkan bahwa keduanya memiliki kebutuhan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Bahasa merupakan alat untuk terciptanya sebuah komunikasi yang baik. Begitu pula komunikasi, bahasa merupakan satu hal yang primer untuk mencapai komunikasi yang baik.
Dengan demikian, relasi keduanya sangatlah erat.

-Komunikasi - yaitu pertukaran makna di antara orang-orang - terjadi terutama melalui bahasa, dan komunikasi dapat terjadi hanya hingga pada tingkat di mana individu-individu memiliki kesamaan kognisi, keinginan, dan sikap

Peristiwa perilaku terjadi melalui komunikasi - yaitu pertukaran makna di antara orang-orang yang terlibat, yang pada dasarnya dicapai melalui penggunaan simbol-simbol konvensional. Makna adalah keseluruhan kognisi, perasaan, dan kecenderungan tindakan yang tersirat dalam suatu simbol.

Komunikasi terjadi terutama melalui bahasa. Bahasa adalah seperangkat simbol atau suatu sistem simbol vokal atau tertulis yang dipergunakan secara seragam atau hampir seragam oleh anggota-anggota suatu komunitas. Simbol adalah sesuatu yang sengaja dipergunakan untuk menyingkat atau mewakili sesuatu yang lain. Dua jenis simbol utama adalah isyarat dan kata-kata.

Terdapat tiga fungsi kata, yaitu sebagai simbol obyek, sebagai atribut obyek, dan sebagai obyek itu sendiri. Kata-kata mempunyai makna denotatif dan makna konotatif. Makna konotatif adalah perasaan dan sikap yang diasosiasikan dengan suatu simbol. Makna denotatif adalah semua obyek, peristiwa, atau situasi yang dirujuk atau ditunjukkan oleh kata.

Makna suatu ucapan ditentukan oleh pengalaman individu sehubungan dengan kata itu dan oleh keseluruhan konteks di mana ucapan itu didengar - baik konteks verbal maupun nonverbal, konteks eksternal maupun internal.

Komunikasi yang akurat - yaitu saling pemahaman yang benar terhadap makna kata-kata dari masing-masing partisipan dalam suatu peristiwa komunikasi - dapat terjadi bila masing-masing partisipan pernah mengalami keinginan yang serupa, pernah menghadapi masalah yang serupa, dan pernah tiba pada cara pemecahan masalah yang serupa.

Jika dua orang pernah mempunyai pengalaman yang berbeda dengan kata-kata, atau jika mereka mempersepsi konteks komunikasi itu secara berbeda, maka makna kata itu akan berbeda bagi mereka. Akibatnya akan terjadi komunikasi semu (pseudo¬communication). Komunikasi semu adalah kegagalan untuk memahami makna komunikasi orang lain sesuai dengan yang dimaksudkannya, yang sering terjadi tanpa sepengetahuan kedua belah pihak. Karena pengalaman yang berbeda dari orang-orang yang hidup dalam kebudayaan yang berbeda, maka komunikasi lintas budaya yang akurat sulit terwujud, dan kesalahpahaman sering terjadi.
Satu hambatan yang penting dan sangat umum bagi terwujudnya komunikasi yang akurat adalah kecemasan.
------------------------------

Bahasa mencerminkan kepribadian individu dan kebudayaan masyarakatnya, dan pada gilirannya bahasa turut membentuk kepribadian dan kebudayaan

Hubungan antara bahasa seorang individu dan kepribadiannya, seperti juga halnya hubungan antara bahasa dan kebudayaan, adalah kompleks dan belum banyak dimengerti. Tampaknya sudah dipastikan bahwa terdapat hubungan antara cara berbicara (speech) dengan kepribadian. Cara berbicara seseorang mencerminkan kepribadiannya - gaya kognitifnya dan disposisi kepribadiannya. Tetapi sejauh manakah yang satu merupakan penyebab atau akibat dari yang lainnya masih perlu diteliti.

Bahasa, yang merupakan bagian terpenting dari suatu kebudayaan, adalah kunci dari hakikat keseluruhan kebudayaan itu. Bahasa dapat dipandang sebagai kristalisasi dari pola pikir suatu bangsa.

Para filosof, ahli bahasa, dan antropolog sudah lama tertarik pada pertanyaan yang sangat penting bagi para ahli psikologi sosial: Apakah bahasa seseorang mempengaruhi cara dia mempersepsi dan memahami dunianya? Pertanyaan ini dapat dijawab hanya dengan memastikan secara eksperimental apakah perbedaan dalam struktur linguistik, yaitu perbedaan dalam kosa kata atau sintaks, mempengaruhi proses kognitif non-linguistik. Jawaban akhirnya masih belum ada. Beberapa studi eksperimental yang sudah dilaksanakan menunjukkan bahwa pengaruh linguistik itu ada tetapi kecil. Terdapat indikasi bahwa bagi individu, struktur suatu bahasa berfungsi menonjolkan obyek atau peristiwa tertentu yang terdapat di dalam dunianya.
------------------------------

Bahasa memungkinkan terjadinya pertumbuhan dan penularan kebudayaan, kelangsungan masyarakat, serta efektifnya fungsi dan kontrol kelompok sosial
Bahasa memungkinkan terjadinya pertumbuhan dan penularan kebudayaan; dan melalui alat bahasalah maka anggota-anggota dari sebuah masyarakat dimungkinkan untuk bekerjasama dalam memecahkan permasalahan kehidupan bermasyarakat. Sebuah masyarakat yang kompleks tidak dapat berkembang tanpa bahasa simbolik.

Hallowell (1953) menyatakan betapa pentingnya peranan bahasa dalam penularan kebudayaan dan dalam pengoperasian masyarakat manusia itu sebagai berikut.
Sebuah masyarakat manusia ataupun kepribadian manusia tidak dapat berfungsi terlepas dari sistem komunikasi simbolik. Komunikasi simbolik merupakan dasar bagi makna dan nilai yang disepakati bersama yang ditetapkan dan ditularkan di dalam masyarakat. Komunikasi merupakan kondisi yang diperlukan untuk pengoperasian masyarakat manusia dalam bentuknya yang khas.

Penularan kebudayaan merupakan faktor penghubung dan pemersatu dalam kelangsungan hidup manusia dari generasi ke generasi. Dan, karena manusia sudah mampu mengembangkan dunianya, hidup di dalam dunia itu, dan mampu menularkan bermacam-macam citra tentang dunia tersebut maupun citra tentang dirinya sendiri, bukannya sekedar menyesuaikan dirinya pada suatu realita yang ada secara "obyektif", maka tradisi budaya yang berbeda-beda menjadi atribut pembeda antara satu masyarakat manusia dengan masyarakat manusia lainnya.

BAHASA KHUSUS

Di dalam masyarakat kita sendiri dan di dalam kebudayaan kita sendiri, kita dapat melihat bagaimana bahasa berfungsi untuk melestarikan kebudayaan khusus. Hal ini tampak jelas bila kita menelaah apa yang disebut bahasa khusus, yang menurut Hiller (1933) ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
Yang dimaksud dengan istilah "bahasa khusus" adalah suatu bahasa yang hanya dipergunakan oleh kelompok-kelompok individu yang berada dalam situasi khusus. Contohnya adalah bahasa hukum. Dalam mempraktekkan profesinya, para pengacara menggunakan bahasa yang jauh berbeda dari yang dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari; mereka menggunakan bahasa khusus hukum. Pelajar, pekerja, dan pencuri semuanya menggunakan bahasanya sendiri. Bila struktur bahasanya itu ditelaah, didapati bahwa bahasa tersebut merupakan produk suatu kecenderungan bersama untuk mengadaptasikan bahasa dengan fungsi-fungsi kelompok tertentu.

Dari studinya tentang bahasa-bahasa khusus ini, Lewis (1948) menyimpulkan bahwa perkembangannya di dalam komunitas bahasa yang lebih besar merupakan fenomena yang dapat ditemukan di sepanjang sejarah bahasa. Setiap kali manusia terorganisasi ke dalam kelompok-kelompok untuk tujuan tindakan tertentu, maka mereka cenderung mengembangkan bahasa yang dalam bagian-bagian tertentu asing bagi bahasa komunitas yang lebih besar di mana kelompok-kelompok ini berada. Dan jika seorang anggota kelompok itu menggunakan bahasa khususnya dalam berbicara dengan orang luar, dia mungkin akan mengalami kegagalan komunikasi yang membahayakan.

Fungsi Bahasa Khusus. Bahasa khusus, sebagaimana halnya bahasa masyarakat luas, merupakan produk pengalaman bersama dari anggota-anggota kelompok dan mencerminkan keprihatinan dan permasalahan mereka yang khusus. Bahasa khusus suatu kelompok memfasilitasi komunikasi tentang masalah-masalah kepentingan bersama dan, di samping itu, juga memperkuat perasaan solidaritas kelompok.

SATU SPEKULASI

Peranan yang dimiliki bahasa dalam perekaman dan penularan kebudayaan dalam masyarakat melek huruf memberi peranan yang sangat penting kepada anggota masyarakat yang ahli dalam menulis. Segmen melek huruf dari suatu masyarakat dapat menentukan apa yang harus direkam dan apa yang harus ditularkan. Menarik untuk berspekulasi bahwa dalam proses penularan sebuah kebudayaan suatu masyarakat dari satu generasi ke generasi berikutnya itu, para penular yang melek huruf itu, karena hakikat kognisi yang selektif, dapat mengubah berbagai aspek kebudayaan itu sesuai dengan citranya sendiri. Sejarahwan, misalnya, dalam melakukan perekaman masa lampau bagi teman-temannya, dapat mereka-reka masa lalu teman-temannya itu sesuai dengan kepentingan mereka. Orang dapat membuat dan membuat ulang sejarahnya.


Minggu, 14 April 2013

Tugas Dan Tulisan 2 Etika dan profesionalisme TSI

Tugas
 
1.    Sebutkan dan jelaskan jenis ancaman atau gangguan yang ada pada Tehnologi Sistim informasi.. Keamanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian sistem informasi, yang dimaksudkan untuk mencegah ancaman terhadap sistem serta untuk mendeteksi dan membetulkan akibat segala kerusakan sistem.
Ancaman terhadap sistem informasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ancaman aktif dan ancaman pasif.
a) Ancaman aktif, mencakup:
• Kecurangan
• kejahatan terhadap komputer
b) Ancaman pasif, mencakup:
• kegagalan sistem
• kesalahan manusia
• bencana alam.
Saat ini ancaman tertinggi pada tehnologi sistim informasi adalah penyalahgunaan tehnologi tersebut pada kriminalitas atau cyber crime, misalnya:
i. Unauthorized Access to Computer System and Service: 
Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam sistem jaringan komputer tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukannya hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin marak dengan berkembangnya teknologi Internet/intranet.
ii. Illegal Contents 
Kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke Internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan sebagainya.
iii. Data Forgery
Kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scripless document melalui Internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang dapat saja disalah gunakan.
iv. Cyber Espionage
Kejahatan yang memanfaatkan jaringan Internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen ataupun data pentingnya (data base) tersimpan dalam suatu sistem yang computerized (tersambung dalam jaringan komputer).
v. Cyber Sabotage and Extortion
Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan Internet. Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh pelaku.
vi. Offense against Intellectual Property
Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di Internet. Sebagai contoh, peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di Internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.
vii. Infringements of Privacy
Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.

2.    Cara menanggulangi ancaman atau gangguan dengan mengunakan metode pengelolaan pengendalian-pengendalian (managing controls) yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan manajer sistem informasi untuk meyakinkan bahwa pengendalian-pengendalian di dalam sistem teknologi informasi masih tetap dilakukan dan masih efektif dalam mencegah ancaman dan gangguan terhadap sistem informasi. pengendalian di sistem teknologi informasi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
i. Pengendalian secara umum (General Controls)pengendalian secara umum merupakan pengendalian-pengendalian sistem teknologi informasi yang paling luar yang harus dihadapi terlebih dahulu oleh pemakai sistem informasinya, meliputi pengendalian:
• Organisasi
• Dokumentasi
• Kontrol pencegahan kerusakan perangkat keras
• Design keaamaan fisik
• Parameter keamanan data
ii. Pengendalian aplikasi (Application Controls) pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang dipasang pada pengelolaan aplikasinya yang meliputi:
• Pengendalian-pengendalian masukan (Input Control)
• Pengendalian-pengendalian pengolahan (Processing Control)
• Pengendalian-pengendalian keluaran (Output Controls)

Tulisan

1.    Perkembangan teknologi komputer, selain menimbulkan banyak manfaat juga memiliki banyak sisi buruk. Salah satunya adalah serangan terhadap system komputer yang terhubung ke Internet. Sebagai akibat dari serangan itu, banyak sistem komputer atau jaringan yang terganggu bahkan menjadi rusak.Untuk menanggulangi hal tersebut, diperlukan sistem keamanan yang dapat menanggulangi dan mencegah kegiatan-kegiatan yang mungkin menyerang sistem jaringan.Dalam perkembangan teknologi dewasa ini, sebuah informasi menjadi sangat penting bagi sebuah organisasi. Informasi tersebut biasanya dapat diakses oleh para penggunanya. Akan tetapi, ada masalah baru yang berakibat dari keterbukaan akses tersebut. Disinilah peranan keamanan jaringan dalam mengatasi persoalan Masalah-masalah tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
i. Pemeliharaan validitas dan integritas data atau informasi tersebut.
ii. Jaminan ketersediaan informasi bagi pengguna yang berhak.
iii. Pencegahan akses sistem dari yang tidak berhak.
iv Pencegahan akses informasi dari yang tidak berhak.

2. Untuk menjamin keamanan dalam jaringan, perlu dilakukan perencanaan keamaan yang matang berdasarkan prosedur dan kebijakan dalam keamanan jaringaan Perencanaan tersebut akan membantu dalam hal-hal berikut ini: - Menentukan data atau informasi apa saja yang harus dilindungi - Menentukan berapa besar biaya yang harus ditanamkan dalam melindunginya - Menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk menjalankan langkah-langkahyang diperlukan untuk melindungi bagian tersebut .

Sumber : http://blogekokukuh.blogspot.com/2012/04/tugas-2-etika-dan-profesionalisme-tsi.html

Kamis, 04 April 2013

Tulisan Etika dan Profesionalisme


Tulisan Soft Skill
Nama  : Alfandi Nanda Putra
NPM   : 14109194
Kelas  : 4KA26
Mata Kuliah : Etika dan Profesionalisme TSI
Dosen : Agung Mandala Putra

1. Apa yang di maksud dengan Etika dan Profesionalisme ?

- Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia

-Tujuan dari Etika
Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu.

> Profesionalisme

1.Pengertian Profesi

Belum ada kata sepakat mengenai pengertian profesi karena tidak ada standar pekerjaan/tugas yang bagaimanakah yang bisa dikatakan sebagai profesi. Ada yang mengatakan bahwa profesi adalah “jabatan seseorang walau profesi tersebut tidak bersifat komersial”. Secara tradisional ada 4 profesi yang sudah dikenal yaitu kedokteran, hukum, pendidikan, dan kependetaan.

2. Pengertian Profsionalisme

Biasanya dipahami sebagai suatu kualitas yang wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik. Ciri-ciri profesionalisme:
• Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi
• Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan
• Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya
• Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.

* ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI
Masalah etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian sistem informasi. Masalah ini diidentifikasi oleh Richard Mason pada tahun 1986 (Zwass, 1998) yang mencakup privasi, akurasi, property, dan akses.

1. Privasi
Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati email  yang dimiliki bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan dengan email pribadi daripada email para pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya.

2. Akurasi
Akurasi terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan, dam bahkan membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami oleh Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan dan bahkan pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya. Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.

3. Properti
Perlindungan terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan sebutan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret).

a. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang melarang penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto, film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor. Hak seperti ini mudah didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masih hidup penciptanya ditambah 70 tahun.
b. Paten
Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapat karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun.
c. Rahasia Perdagangan
Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual.
4. Akses
Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan. Teknologi informasi malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk semua pihak.

2. Kapan Etika dan Profesionalisme di terapkan ?

etika dan profesionalisme TSI ini diterapkan dimana pada saat seseorang melakukan kegiatannya yang ditujukan khusus kepada Software Engineer sebagai salah satu bidang yang perannya makin meningkat di IT. atau  ketika seseorang hendak menggunakan teknologi sistem informasi yang ada. Etika dan profesionalisme hendaknya dijalankan setiap waktu pada saat yang tepat. Sebuah pertanggung-jawaban dari suatu etika dan profesionalisme harus nyata.

Sumber : nellysofi.staff.gunadarma.ac.id

Tugas Etika dan Profesionalisme


Tugas Soft Skill Etika dan Profesionalisme
Nama  : Alfandi Nanda Putra
NPM   : 14109194
Kelas  : 4KA26
Mata Kuliah : Etika dan Profesionalisme TSI
Dosen : Agung Mandala Putra


Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati masyarakat, etika juga membantu merumuskan pedoman etis yang lebih kuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat.
Etika membantu untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu dilakukan dan yang perlu dipahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Tujuan Etika dalam teknologi informasi: sebagai dasar pijakan atau patokan yang harus ditaati dalam teknologi informasi untuk melakukan proses pengembangan, pemapanan dan juga untuk menyusun instrument.
Sasaran, etika digunakan dalam teknologi informasi agar:
– mampu memetakan permasalahan yang timbul akibat penggunaan teknologi informasi itu sendiri.
– Mampu menginventarisasikan dan mengidentifikasikan etika dalam teknologi informasi.
– Mampu menemukan masalah dalam penerapan etika teknologi informasi.

1. Siapa yang seharusnya menerapkan Etika dan Profesionalisme TSI ?

Jawab : Semua elemen seperti yang telah disebutkan sebelumnya, setiap orang yang hendak menggunakan teknologi sistem informasi tertentu harus mempertimbangkan untuk menggunakan etika dan profesionalisme TSI, sehingga pengguna etika dan profesionalisme TSI ini tentunya adalah semua elemen di dalam suatu lingkungan kerja yang akan menggunakan TSI.guna menghindari isu-isu etika dalam pemanfaatan TI.
Sebagai seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung jawab untuk mempromosikan etika penggunaan teknologi informasi di tempat kerja. Hal itu termasuk melaksanakan peran kita dengan baik sebagai suatu sumber daya manusia yang penting di dalam sistem bisnis dalam organisasi.


2. Mengapa etika dan profesinalisme harus diterapkan?

Jawab : Etika dan Profesionalisme TSI harus diterapkan agar menghindari terjadinya perbuatan yang melanggar kode etik seperti perilaku yang buruk, tidak jujur atau tidak bertanggung jawab yang terjadi pada seorang preofesional di bidang teknologi informasi. Dengan adanya Etika dan profesionalisme TSI diharapkan profesional dalam bidang teknologi informasi dapat bekerja sama untuk menegakkan reputasi yang baik dan sesuai dengan kode etik tempat profesional tersebut bekerja.



Sumber : http://ballo.wordpress.com/2013/03/15/pengertian-mengapa-kapan-dan-siapa-etika-dan-profesionalisme-tsi-di-terapkan/