KORELASI ANTARA BAHASA DAN KOMUNIKASI
Pendapat lain, datang dari Canale yang menyebut komunikasi sebagai pertukaran dan perundingan informasi antara paling sedikit dua orang pribadi melalui penggunaan lambang-lambang verbal dan non verbal, mode-mode lisan dan tertulis/visual, serta proses produksi dan komprehensi.
Melihat dari berbagai definisi tentang komunikasi tersebut, perlu sekali melihat definisi bahasa sebagai satu titik pencarian hubungan antara keduanya.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Dari dua definisi bahasa ini, bila kita kaitkan dengan pengertian komunikasi. Maka bisa didapatkan bahwa keduanya memiliki kebutuhan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Bahasa merupakan alat untuk terciptanya sebuah komunikasi yang baik. Begitu pula komunikasi, bahasa merupakan satu hal yang primer untuk mencapai komunikasi yang baik.
Dengan demikian, relasi keduanya sangatlah erat.
-Komunikasi - yaitu pertukaran makna di antara orang-orang - terjadi terutama melalui bahasa, dan komunikasi dapat terjadi hanya hingga pada tingkat di mana individu-individu memiliki kesamaan kognisi, keinginan, dan sikap
Peristiwa perilaku terjadi melalui komunikasi - yaitu pertukaran makna di antara orang-orang yang terlibat, yang pada dasarnya dicapai melalui penggunaan simbol-simbol konvensional. Makna adalah keseluruhan kognisi, perasaan, dan kecenderungan tindakan yang tersirat dalam suatu simbol.
Komunikasi terjadi terutama melalui bahasa. Bahasa adalah seperangkat simbol atau suatu sistem simbol vokal atau tertulis yang dipergunakan secara seragam atau hampir seragam oleh anggota-anggota suatu komunitas. Simbol adalah sesuatu yang sengaja dipergunakan untuk menyingkat atau mewakili sesuatu yang lain. Dua jenis simbol utama adalah isyarat dan kata-kata.
Terdapat tiga fungsi kata, yaitu sebagai simbol obyek, sebagai atribut obyek, dan sebagai obyek itu sendiri. Kata-kata mempunyai makna denotatif dan makna konotatif. Makna konotatif adalah perasaan dan sikap yang diasosiasikan dengan suatu simbol. Makna denotatif adalah semua obyek, peristiwa, atau situasi yang dirujuk atau ditunjukkan oleh kata.
Makna suatu ucapan ditentukan oleh pengalaman individu sehubungan dengan kata itu dan oleh keseluruhan konteks di mana ucapan itu didengar - baik konteks verbal maupun nonverbal, konteks eksternal maupun internal.
Komunikasi yang akurat - yaitu saling pemahaman yang benar terhadap makna kata-kata dari masing-masing partisipan dalam suatu peristiwa komunikasi - dapat terjadi bila masing-masing partisipan pernah mengalami keinginan yang serupa, pernah menghadapi masalah yang serupa, dan pernah tiba pada cara pemecahan masalah yang serupa.
Jika dua orang pernah mempunyai pengalaman yang berbeda dengan kata-kata, atau jika mereka mempersepsi konteks komunikasi itu secara berbeda, maka makna kata itu akan berbeda bagi mereka. Akibatnya akan terjadi komunikasi semu (pseudo¬communication). Komunikasi semu adalah kegagalan untuk memahami makna komunikasi orang lain sesuai dengan yang dimaksudkannya, yang sering terjadi tanpa sepengetahuan kedua belah pihak. Karena pengalaman yang berbeda dari orang-orang yang hidup dalam kebudayaan yang berbeda, maka komunikasi lintas budaya yang akurat sulit terwujud, dan kesalahpahaman sering terjadi.
Satu hambatan yang penting dan sangat umum bagi terwujudnya komunikasi yang akurat adalah kecemasan.
------------------------------
Bahasa mencerminkan kepribadian individu dan kebudayaan masyarakatnya, dan pada gilirannya bahasa turut membentuk kepribadian dan kebudayaan
Hubungan antara bahasa seorang individu dan kepribadiannya, seperti juga halnya hubungan antara bahasa dan kebudayaan, adalah kompleks dan belum banyak dimengerti. Tampaknya sudah dipastikan bahwa terdapat hubungan antara cara berbicara (speech) dengan kepribadian. Cara berbicara seseorang mencerminkan kepribadiannya - gaya kognitifnya dan disposisi kepribadiannya. Tetapi sejauh manakah yang satu merupakan penyebab atau akibat dari yang lainnya masih perlu diteliti.
Bahasa, yang merupakan bagian terpenting dari suatu kebudayaan, adalah kunci dari hakikat keseluruhan kebudayaan itu. Bahasa dapat dipandang sebagai kristalisasi dari pola pikir suatu bangsa.
Para filosof, ahli bahasa, dan antropolog sudah lama tertarik pada pertanyaan yang sangat penting bagi para ahli psikologi sosial: Apakah bahasa seseorang mempengaruhi cara dia mempersepsi dan memahami dunianya? Pertanyaan ini dapat dijawab hanya dengan memastikan secara eksperimental apakah perbedaan dalam struktur linguistik, yaitu perbedaan dalam kosa kata atau sintaks, mempengaruhi proses kognitif non-linguistik. Jawaban akhirnya masih belum ada. Beberapa studi eksperimental yang sudah dilaksanakan menunjukkan bahwa pengaruh linguistik itu ada tetapi kecil. Terdapat indikasi bahwa bagi individu, struktur suatu bahasa berfungsi menonjolkan obyek atau peristiwa tertentu yang terdapat di dalam dunianya.
------------------------------
Bahasa memungkinkan terjadinya pertumbuhan dan penularan kebudayaan, kelangsungan masyarakat, serta efektifnya fungsi dan kontrol kelompok sosial
Bahasa memungkinkan terjadinya pertumbuhan dan penularan kebudayaan; dan melalui alat bahasalah maka anggota-anggota dari sebuah masyarakat dimungkinkan untuk bekerjasama dalam memecahkan permasalahan kehidupan bermasyarakat. Sebuah masyarakat yang kompleks tidak dapat berkembang tanpa bahasa simbolik.
Hallowell (1953) menyatakan betapa pentingnya peranan bahasa dalam penularan kebudayaan dan dalam pengoperasian masyarakat manusia itu sebagai berikut.
Sebuah masyarakat manusia ataupun kepribadian manusia tidak dapat berfungsi terlepas dari sistem komunikasi simbolik. Komunikasi simbolik merupakan dasar bagi makna dan nilai yang disepakati bersama yang ditetapkan dan ditularkan di dalam masyarakat. Komunikasi merupakan kondisi yang diperlukan untuk pengoperasian masyarakat manusia dalam bentuknya yang khas.
Penularan kebudayaan merupakan faktor penghubung dan pemersatu dalam kelangsungan hidup manusia dari generasi ke generasi. Dan, karena manusia sudah mampu mengembangkan dunianya, hidup di dalam dunia itu, dan mampu menularkan bermacam-macam citra tentang dunia tersebut maupun citra tentang dirinya sendiri, bukannya sekedar menyesuaikan dirinya pada suatu realita yang ada secara "obyektif", maka tradisi budaya yang berbeda-beda menjadi atribut pembeda antara satu masyarakat manusia dengan masyarakat manusia lainnya.
BAHASA KHUSUS
Di dalam masyarakat kita sendiri dan di dalam kebudayaan kita sendiri, kita dapat melihat bagaimana bahasa berfungsi untuk melestarikan kebudayaan khusus. Hal ini tampak jelas bila kita menelaah apa yang disebut bahasa khusus, yang menurut Hiller (1933) ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
Yang dimaksud dengan istilah "bahasa khusus" adalah suatu bahasa yang hanya dipergunakan oleh kelompok-kelompok individu yang berada dalam situasi khusus. Contohnya adalah bahasa hukum. Dalam mempraktekkan profesinya, para pengacara menggunakan bahasa yang jauh berbeda dari yang dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari; mereka menggunakan bahasa khusus hukum. Pelajar, pekerja, dan pencuri semuanya menggunakan bahasanya sendiri. Bila struktur bahasanya itu ditelaah, didapati bahwa bahasa tersebut merupakan produk suatu kecenderungan bersama untuk mengadaptasikan bahasa dengan fungsi-fungsi kelompok tertentu.
Dari studinya tentang bahasa-bahasa khusus ini, Lewis (1948) menyimpulkan bahwa perkembangannya di dalam komunitas bahasa yang lebih besar merupakan fenomena yang dapat ditemukan di sepanjang sejarah bahasa. Setiap kali manusia terorganisasi ke dalam kelompok-kelompok untuk tujuan tindakan tertentu, maka mereka cenderung mengembangkan bahasa yang dalam bagian-bagian tertentu asing bagi bahasa komunitas yang lebih besar di mana kelompok-kelompok ini berada. Dan jika seorang anggota kelompok itu menggunakan bahasa khususnya dalam berbicara dengan orang luar, dia mungkin akan mengalami kegagalan komunikasi yang membahayakan.
Fungsi Bahasa Khusus. Bahasa khusus, sebagaimana halnya bahasa masyarakat luas, merupakan produk pengalaman bersama dari anggota-anggota kelompok dan mencerminkan keprihatinan dan permasalahan mereka yang khusus. Bahasa khusus suatu kelompok memfasilitasi komunikasi tentang masalah-masalah kepentingan bersama dan, di samping itu, juga memperkuat perasaan solidaritas kelompok.
SATU SPEKULASI
Peranan yang dimiliki bahasa dalam perekaman dan penularan kebudayaan dalam masyarakat melek huruf memberi peranan yang sangat penting kepada anggota masyarakat yang ahli dalam menulis. Segmen melek huruf dari suatu masyarakat dapat menentukan apa yang harus direkam dan apa yang harus ditularkan. Menarik untuk berspekulasi bahwa dalam proses penularan sebuah kebudayaan suatu masyarakat dari satu generasi ke generasi berikutnya itu, para penular yang melek huruf itu, karena hakikat kognisi yang selektif, dapat mengubah berbagai aspek kebudayaan itu sesuai dengan citranya sendiri. Sejarahwan, misalnya, dalam melakukan perekaman masa lampau bagi teman-temannya, dapat mereka-reka masa lalu teman-temannya itu sesuai dengan kepentingan mereka. Orang dapat membuat dan membuat ulang sejarahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar